Hencie soal Maryadat Absen Debat Kedua Pilkada Malra: Bukan Paslon Bupati-Wabup Jakarta

0
Calon bupati dan wakil bupati Maluku Tenggara, Martinus Sergius Ulukyanan (kanan) - Ahmad Yani Rahawarin (kiri) yang diusung koalisi partai kurus dan non sheet. Foto: istimewa

Calon bupati dan wakil bupati Maluku Tenggara, Martinus Sergius Ulukyanan (kanan) - Ahmad Yani Rahawarin (kiri) yang diusung koalisi partai kurus dan non sheet. Foto: istimewa


Langgur, wartaakurat.com – Perwakilan Tim Kampanye Pemenangan Martinus Sergius Ulukyanan-Ahmad Yani Rahawarin (Maryadat) mengungkap alasan Maryadat tak hadir dalam debat terbuka kedua Pilkada 2024 Maluku Tenggara (Malra) di Jakarta pada Jumat (15/11/2024) sore. Acara debat tersebut disiarkan secara live melalui stasiun TVOne.

Hencie menjelaskan, debat kandidat Pilkada mestinya dilakukan di daerah sendiri. Maryadat juga bukanlah calon kepala daerah Metropolitan yang kelak memimpin Jakarta, sehingga mengharuskan bagi Maryadat untuk mengikuti debat di Jakarta.

“Bapak Martinus Sergius Ulukyanan dan Bapak Ahmad Yani Rahawarin dicalonkan sebagai pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara, bukan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Jakarta,” kata Hencie kepada wartawan di Langgur, Sabtu (16/11/2024).

Maryadat berpendapat, lanjut tutur dia, penetapan lokasi debat publik di Jakarta tidak sesuai amanat Peraturan KPU (PKPU) nomor 13 tahun 2024, yang mengatur bahwa debat publik harus dilaksanakan di wilayah provinsi atau kabupaten/kota masing-masing.

Ia menambahkan tak ada bencana ataupun gangguan kamtibmas di Maluku Tenggara yang lantas mengharuskan debat kandidat diselenggarakan di luar daerah.

“Di Maluku Tenggara tidak dilanda bencana alam ataukah kondisi Kamtibmas terganggu. Pada debat pertama, semua berjalan lancar-lancar saja, tidak ada gangguan, tidak ada hal yang membuat sehingga debat kedua harus di Jakarta,” ujar Hencie.

Hencie menilai penyelenggaran debat kedua Pilkada Maluku Tenggara di Jakarta hanya menghambur-hamburkan uang daerah, apalagi ekonomi dan keuangan daerah sedang terpuruk.

Mestinya, kata dia, aliran dana debat tersebut sebatas di dalam wilayah Maluku Tenggara saja, bukannya di bawah keluar daerah.

“Kita kan difasilitasi oleh KPUD … yang menggunakan dana hibah dari APBD Pemda Maluku Tenggara. Kami (Maryadat) merasa berdosa kalau kami ikut debat di Jakarta di saat daerah ini sedang susah,” ujar Hencie.

“Itu yang membuat kami lebih memilih tidak ikut debat. Kami lebih fokus bertemu dengan masyarakat, menerima keluh kesah, mendengar jeritan masyarakat. Itu yang paling penting dari pada debat di Jakarta,” tambah Hencie.

Hencie mengaku Maryadat akan sangat antusias mengikuti debat, andaikan debat kedua pada Jumat kemarin diselenggarakan di desa-desa di dalam wilayah Maluku Tenggara.

“Kalau KPU Maluku Tenggara gelar debat di Tanimbar Kei, atau ohoi (desa) lain yang masih ada dalam wilayah Maluku Tenggara, pasangan Maryadat siap ikut debat,” tandas Hencie.

Sebelumnya diketahui Paslon nomor urut 1 Maryadat telah melayangkan keberatan dan mengkonfirmasi alasan untuk tidak menghadiri debat publik kedua di Jakarta ke KPUD Maluku Tenggara. Surat tersebut tertanggal 31 Oktober 2024.

Meski demikian, KPUD Maluku Tenggara menolak aduan Paslon Maryadat dan tetap mengadakan debat kedua Pilkada 2024 Maluku Tenggara di Jakarta.

Bagikan ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *