Pemkab Malra Akan Bangun Monumen Monsinyur Yohanes Aerts

0
Pelatakan batu pertama pembangunan monumen Mgr. Yohanes Aerts di Simpang Empat Ohoi Kolser.

Pelatakan batu pertama pembangunan monumen Mgr. Yohanes Aerts di Simpang Empat Ohoi Kolser.

Pembangunan monumen Mgr. Yohanes Aerts disebut-sebut menjadi bagian dalam kebijakan pembangunan daerah Maluku Tenggara, mencakup penataan Kota Langgur.


Langgur, wartaakurat.com – Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara (Pemkab Malra) telah mencanangkan pembangunan monumen Monsinyur (Mgr) Yohanes Aerts di Desa Kolser, tepatnya di simpang empat jalur utama pariwisata daerah. Pencanangan monumen sang Martir tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama.

“Dalam tahun ini, sebagai bentuk penghormatan kepada Mgr. Yohanes Aerts, maka telah dicanangkan pembangunan Mgr. Yohanes Aerts di Ohoi Kolser, Kecamatan Kei Kecil,” ungkap Pj. Bupati Malra Jasmono dalam sambutannya pada acara resepsi Hari Raya Hati Kudus Yesus di Desa Faan, Jumat (7/6/2024).

Jasmono menerangkan, pendirian monumen Mgr. Yohanes Aerts ini sebagai pengingat dan simbol kemartiran, kesetiaan dan kecintaan Misionaris MSC untuk  daerah dan masyarakat di Kepulauan Kei.

Sementara itu, belum ada kepastian soal keberlanjutan dari program itu. Namun, pembangunan monumen Mgr. Yohanes Aerts disebut-sebut menjadi bagian dalam kebijakan pembangunan daerah Maluku Tenggara, mencakup penataan Kota Langgur.

Melansir penakatolik.com, pencanangan dan peletakan batu pertama pembangunan tugu atau monumen Mgr. Yohanes Aerts sudah dilakukan pada 2 Mei 2024.

Saat itu, batu penjuru bangunan tugu itu diletakan langsung oleh Uskup Diosis Amboina Mgr. Senno Ngutra. Turut juga Pj. Bupati Malra dan Wakil Ketua I DPRD Malra Albert Efruan.

“Pembangunan tugu ini menjadi PR (pekerjaan rumah) yang akan dijalankan. Tugu ini akan menjadi monumen untuk mengingat jasa-jasa Mgr. Aerts,” kata Uskup Senno seperti dilansir penakatolik.com.

Monsinyur Yohanes Aerts adalah Misionaris MSC, juga Vikaris Apostolik Keuskupan Amboina dengan gelar Uskup Tituler di Apollonia. Aerts menjadi panutan dan dikenang karena jasa-jasanya dalam penyebaran agama Katolik di Kepulauan Kei, Maluku.

Mgr. Aerts dikenang juga sebagai sosok inspiratif. Ia bersama kawan-kawannya berjasa besar dalam pengembangan pendidikan, kesehatan dan teknologi di Tanah Kei melalui pendirian sekolah-sekolah katolik, rumah sakit dan pusat pengembangan teknologi di Langgur.

Pada 30 Juli 1942, Mgr. Yohanes Aerts gugur menjadi martir setelah dibunuh di pantai Langgur oleh Tentara Jepang.

Bagikan ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *