Pasar Un Tual Dipalang, Pedagang Tertawan Politik Pileg

0
Para pedagang terpaksa minggat dari Pasar Un dan beralih ke ruas jalan utama di Kawasan SPBU BTN UN Indah, Kelurahan Lodar El untuk berjualan. Foto: Labes Remetwa

Para pedagang terpaksa minggat dari Pasar Un dan beralih ke ruas jalan utama di Kawasan SPBU BTN UN Indah, Kelurahan Lodar El untuk berjualan. Foto: Labes Remetwa

Buntut Pergolakan Politik Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg).


Tual, wartaakurat.com – Nasib malang kembali menimpa puluhan pedagang di Pasar Un, Kota Tual, Maluku. Sekelompok warga melakukan pemalangan secara adat (sasi) di area pintu masuk bangunan pasar tersebut pada Senin (4/3/2024) sekitar pukul 21.00 WIT.

Para pedagang pun terpaksa minggat dan beralih ke ruas jalan utama di Kawasan SPBU BTN UN Indah, Kelurahan Lodar El untuk berjualan.

Pedagang sayur, Jainab Wokanubun, mengaku kaget dengan peristiwa tersebut. Namun apa boleh dikata, bersama sang suami, Jainab lalu bergegas mengangkut barang dagangannya keluar dari area pasar, malam itu juga.

“Katong kaget, bingung kenapa dong (mereka) datang pasang sasi. Ini sebenarnya ada apa? Sedangkan katong (kami) masyarakat tau kalau pasar ini kan milik pemerintah,” ujar Jainab saat ditemui, Selasa (5/3/2023) sore.

“Kita angkut barang dari sana (Pasar BTN UN) ke sini itu bawa dengan air mata. Katong rasa paling menyesal,” tambah dia.

Jainab menduga pemasangan sasi di fasilitas pemerintah ini ada kaitannya dengan urusan politik. Ia dan suaminya lantas menegaskan, tak ingin dikorbankan dalam kepentingan politik apapun.

Mereka juga menyatakan, takan mau kembali berjualan di Pasar Un. Kalaupun kembali, pemerintah setempat diminta bisa memberikan jaminan bahwa kejadian serupa takan terjadi lagi di kemudian hari.

“Kayaknya tidak mungkin mau kembali lagi karena takut terulang lagi, sudah trauma. Tapi apabila yang perintah adalah walikota, kita memerlukan bapak walikota harus bikin surat pernyataan hitam di atas putih, di atas meterai. Apabila ada kejadian, tanggungjawabnya apa,” cetus suami Jainab.  

Pedagang sayur lainnya, Madina Renyaan menegaskan tidak tahu-menahu alasan di balik pemalangan itu. Yang pasti, dia berharap kelak bisa berjualan di tempat layak demi memenuhi kebutuhan keluarganya.

“Katong minta supaya perhatikan katong pung tempat jualan yang layak, karena katong pung hidup susah senang semua di pasar ini sudah,” kata Madina.

Sementara itu, sejumlah orang yang memasang sasi di gerbang Pasar Un diduga adalah Warga Desa Taar, Kecamatan Dullah Selatan. Hal itu diketahui dari lembaran pernyataan sikap kepada Penjabat Walikota Tual tertanggal 2 Maret 2023.

Aksi blokade itu sendiri buntut dari pergolakan politik pemilihan anggota legislatif (Pileg) di Kota Tual. Warga Taar protes soal proses rekapitulasi perhitungan suara di tingkat kecamatan yang belum dilaksanakan.

Dari lembaran pernyataan sikap itu juga, warga menilai ada unsur konflik kepentingan pihak tertentu dalam proses rekapitulasi. Selain juga ada tekanan dan teror fisik terhadap mereka.

“Apabila sampai dengan Hari Senin tangal 4 Maret 2024, proses rekapitulasi tersebut tidak dapat dilaksanakan maka fasilitas Pemerintah Kota Tual yaitu Kantor Walikota Tual dan seluruh fasilitas pemerintah di sekitarnya akan kami palang/sasi adat termasuk Pasar Un,” demikian pernyataan sikap sekelompok Warga Taar itu.

Bagikan ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *