Parameter Fit dan Proper Test Calon Kepemimpinan Nasional Provinsi NTT dan Kota Kupang Jelang 2024
Indonesia mencari sosok pemimpin, bukan pemimpi.
Oleh Yupiter Marenos Lada M.Par
Presiden Pertama Indonesia Ir. Sukarno dikenal sebagai orang yang antikorupsi. Ketika akhirnya harus meninggalkan istana pada 1967, Sukarno masih menunjukkan integritasnya. Salah satunya ketika dia meninggalkan istana bersama anak-anaknya.
“Mas Guruh, bapak sudah tidak boleh tinggal di istana ini lagi. Kamu persiapkan barang-barangmu, jangan kamu ambil lukisan atau hal lain. Itu punya negara!” kata Bung Karno yang lantas menyampaikan hal serupa kepada para ajudannya.
Saat akhirnya meninggalkan istana, Bung Karno pun hanya mengenakan kaus oblong putih dan celana panjang hitam. Dengan menumpang VW kodok, ia minta diantarkan ke rumah Fatmawati di bilangan Sriwijaya, Kebayoran.
Sikap kenegarawanan Bung Karno juga ditunjukkan ketika dia menyikapi penggulingan dirinya. Salah satu ajudan Bung Karno kala itu bertanya, “Kenapa Bapak tidak melawan? Kenapa dari dulu Bapak tidak melawan?”
Mendengar pertanyaan itu, Bung Karno menjawab, “Kalian tahu apa… Kalau saya melawan, nanti perang saudara. Perang saudara itu sulit. Jikalau perang dengan Belanda, kita jelas… Hidungnya beda dengan hidung kita. Perang dengan bangsa sendiri tidak… Lebih baik saya robek dan hancur daripada bangsa saya harus perang saudara!”
Saat ini catatan para pemimpin, baik di tingkat nasional hingga daerah tidak banyak meninggalkan keteladanan yang sesuai dengan nilai luhur kejayaan nusantara. Ini terbukti dengan banyaknya incumben alias tidak terpilih lagi untuk periode kedua. Keprihatinan akan sikap hidup hedon, egois, serakah, arogan, koruptif dan mencari kambing hitam banyak sekali terjadi di negeri ini.
Lantas lewat Pesta Demokrasi di 2024 nanti bagaimana masyarakat bisa memiliki petunjuk dan formula dalam menentukan pilihan siapa yang patut dipertahankan atau dipilih sesuai kebutuhan masyarakat dan bangsa saat ini?
Berikut saya berikan parameter untuk mengukur kepemimpinan para calon kepala negara, kepala daerah, dan anggota legislatif, sehingga mempermudah masyarakat memberikan suara.
- Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa yang tenang, sabar dan bijaksana serta tidak lekas panik dalam menghadapi berbagai macam persoalan, karena hanya dengan jiwa yang tenang masalah akan dapat dipecahkan (wijaya).
- Seorang pemimpin harus berani membela dan menegakkan kebenaran dan keadilan, tanpa terpengaruh tekanan dan intimnya dari pihak manapun.
- Seorang pemimpin harus mendapat kepercayaan dari masyarakat dan berusaha menjaga kepercayaan yang diberikan tersebut, sebagai tanggungjawab dan kehormatan.
- Seorang pemimpin harus memiliki loyalitas kepada kepentingan yang lebih tinggi dan bertindak dengan penuh kesetiaan demi nusa dan bangsa.
- Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan mengutarakan pendapatnya, pandai berbicara dengan tutur kata yang baik dan sopan, serta mampu menggugah semangat.
- Seorang pemimpin harus pandai berdiplomasi dan pandai mengatur strategi dan siasat. Memiliki kemampuan yang lentur dalam memutuskan kebijakan politik, dan mengatur aparatur sipil negara sehingga cakap dan sigap dalam melayani masyarakat (Wicaksaneng Naya).
- Seorang pemimpin senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan pribadi ataupun golongan, maupun keluarganya.
- Seorang pemimpin harus lapang dada dan bersedia menerima pendapat orang lain atau bawahannya (akomodatif dan inspiratif).
- Seorang pemimpin harus tegas, jujur, bersih dan berwibawa, bukan otoriter dan menindas.
- Seorang pemimpin harus pandai menentukan prioritas atau mengutamakan hal-hal yang lebih penting bagi kesejahteraan dan kepentingan umum.
- Seorang pemimpin harus selalu waspada dan mau melakukan mawas diri (instropkesi) untuk melakukan perbaikan.
- Seorang pemimpin harus berpola hidup sederhana (aparigraha), tidak berfoya-foya atau serba gemerlap tanpa memikirkan nasib rakyat dan bangsa yang sedang berjuang keluar dari resesi ekonomi.
- Seorang pemimpin tidak boleh memihak dan pilih kasih terhadap salah satu golongan atau memihak saudaranya, tetapi harus mampu mengatasi segala paham golongan. Sehingga dengan demikian akan mampu mempersatukan seluruh potensi masyarakatnya untuk menyukseskan cita-cita bersama.
- Seorang pemimpin harus mencintai alam semesta dengan melestarikan lingkungan, budaya, keberagaman suku, lintas iman, dimana meresapi kehidupan ini sebagai karunia dari Tuhan dan mengelola sumber daya alam dengan sebaik-baiknya demi kesejahteraan rakyat.
- Seorang pemimpin harus dicintai oleh segenap lapisan masyarakat dan sebaliknya pemimpin harus mencintai rakyatnya.
Melihat dan telaah sederhana parameter yang saya paparkan ini sudahkah kita memeriksa para calon pemimpin nasional, wilayah provinsi, dan daerah kota/kabupaten tempat kita hidup? Atau kita pun bisa memutuskan untuk menilai dan menguji diri kita sendiri bagaimana karakter dan sikap diri kita saat ini.
Semangat Nusantara, Semangat Kejayaan, dan Semangat Persaudaraan!!!
*Opini ini merupakan tanggungjawab penulis seperti tertera, dan bukan merupakan tanggungjawab redaksi wartaakurat.com.