Memilih Bupati Malra 2024: Ujian Akhir Kepemimpinan Petahana VS Figur-Figur Baru Potensial

0
Ilustrasi Pemilihan Umum. (Sumber Gambar: DW.com)

Ilustrasi Pemilihan Umum. (Sumber Gambar: DW.com)

Belajar dari pengalaman politik, banyak petahana juga tersingkirkan lantaran belum bisa membawa perubahan yang sesuai keinginan masyarakat hingga strategi politik yang kurang tajam.


MALUKU TENGGARA – Meski masih setahun lagi, antusiasme pemilihan umum (Pemilu) mulai terasa getarannya. Pemilu 2024 disebut sebagai salah satu pemilu terbesar dalam sejarah bangsa lantaran serentak memilih presiden dan wakil pesiden, anggota legislatif, hingga kepala daerah.

Antusiasme yang sama pun mulai terasa getarannya di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Provinsi Maluku. Tidak hanya bakal calon legislatif, bakal calon bupati pun mulai ramai diperbincangkan.

Sejumlah nama mulai diusulkan dan bahkan digadang-gadang akan maju merebut kursi orang nomor satu di Bumi Larvul Ngabal itu dari petahana, yakni Bupati Malra, M Thaher Hanubun dan Wakil Bupati, Petrus Beruatwarin yang sebentar lagi akan mengakhiri masa jabatannya untuk periode pertama.

Di era ini, jika pemilihan presiden masih menyisir kalangan elit politik, militer, hingga tokoh agama, kepala daerah justru memiliki institusi yang lebih variatif. Calon kepala daerah mulai banyak berdatangan dari birokrat daerah, eks legislatif, tokoh nasional putra/putri daerah, pengusaha, bahkan tokoh pemuda (milenial).

Ini tentunya menjadi sebuah lampu merah bagi kepala daerah petahana untuk terus memantapkan kinerja jika mau memimpin di periode kedua.

Berdasarkan pantauan Redaksi Wartaakurat.com, ada 11 nama figur yang beredar dan digadang-gadang akan sebagai calon bupati Malra periode 2024-2029. Dalam pantauan itu terdapat nama bupati dan wakil bupati petahana.

Bupati-Wakil Bupati Malra (Petahana)

Hanubun sebagai petahana tentu saja akan kembali maju bertarung untuk tetap menduduki kursi orang nomor satu di Malra dan melanjutkan setiap program yang sudah/belum dikerjakan selama periode pertama.

Namun, apakah kinerja dari Hanubun selama lima tahun itu sudah memuaskan masyarakat? Jika memuaskan tentu saja akan dipertahankan masyarakat, tapi andaikata belum, maka mungkin saja bisa tersingkirkan oleh sosok pendatang baru yang dipercaya bisa memuaskan masyarakat.

Belajar dari pengalaman politik, banyak petahana juga tersingkirkan lantaran belum bisa membawa perubahan yang sesuai keinginan masyarakat hingga strategi politik yang kurang tajam.

Yang menjadi tantangan bagi bupati petahana juga adalah faktor hubungan (koalisi) dengan wakilnya. Dalam pengalaman banyak daerah, koalisi Bupati-Wakil Bupati pecah kongsi dan saling berhadapan pada Pilkada di periode keduanya.

Biasanya hal ini terjadi dikarenakan wakil bupati kurang begitu puas dengan kepemimpinan sang bupati atau koalisi-koalisi partai politik di daerah membentuk poros baru.

Di banyak daerah, wakil kepala daerah dapat mengalahkan sang kepala daerah. Di Bangka Barat dapat dijadikan contoh, Parhan Ali (alm) dan Zuhri M Syazali memenangi Pilkada 2005 dan memimpin hingga 2010.

Pada Pilkada 2010, Zuhri M. Syazali maju sebagai calon Bupati menantang Parhan Ali sebagai petahana. Zuhri M Syazali menang tipis dari Parhan Ali dan memimpin Bangka Barat hingga 2015. Uniknya, Parhan Ali kembali menjadi bupati Bangka Barat setelah memenangi Pilkada 2015 dan menjadi Bupati 2016-2020 sebelum meninggal pada Februari 2019 lalu.

Untuk Pilkada Malra, Wakil Bupati, Petrus Beruatwarin digadang-gadang akan maju menjadi calon Bupati Malra di 2024.

Figur-Figur Baru Potensial

Selain petahana Bupati Malra, M Thaher Hanubun dan wakilnya Petrus Beruatwarin yang disebut-sebut akan maju secara terpisah di Pilkada Malra 2024, ada sejumlah nama lain yang mulai dimunculkan.

Nama-nama tersebut berdatangan dari tokoh birokrasi Malra, elit politik Malra, wakil rakyat di DPRD, hingga tokoh pemuda (milenial). Beberapa nama tokoh yang masuk dalam radar calon bupati itu diketahui memiliki kemampuan memimpin yang mumpuni, juga basis masa yang terbilang besar.

Berdasarkan pantauan media ini Figur-Figur baru potensial sebagai calon bupati malra yang dlirik publik per tiga bulan terakhir, adalah sebagai berikut:

  1. Felix B Tethool (Kadis Pertanian dan Peternakan Malra)
  2. Marthinus Sergius Ulukyanan (Sekretaris KPU Kab. Puncak Jaya)
  3. Eusebius Utha Safsaubun (Anggota DPRD Malra dari Partai PDIP)
  4. Toni Tunavarny (Pengusaha)
  5. Yohanis Bosko Rahawarin (Wakil Ketua DPRD Malra)
  6. Ahmad Yani Rahawarin (Sekda Malra)
  7. Minduchri Koedubun (Ketua DPRD Malra)
  8. Robert J Betaubun (Kepala BKD Kota Jayapura)
  9. Albert Efruan (Wakil Ketua DPRD Malra)

Lalu apakah dengan munculnya nama-nama baru yang secara kualitas juga telah mumpuni ini mampu menumbangkan petahana? Kita lihat segera!


Baca juga:

Bagikan ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *