Maju Bupati Malra, Betaubun Bawa Visi Genjot Ekonomi Kerakyatan
“Petani/nelayan hanya tahu bekerja, berproduksi. Pemerintah punya tugas mencari peluang, pasar,” kata RJB.
Langgur, wartaakurat.com – Ada lagi satu figur potensial dari tanah Kei di perantauan yang digadang-gadang akan mencalonkan diri sebagai Bupati Maluku Tenggara periode 2024-2029. Ia adalah Ketua Masyarakat Kei (Maskei) Kota Jayapura, Dr. Robert Johan Betaubun, S.Pd, MM.
Sama seperti Marthinus Sergius Ulukyanan (MSU) yang telah diulas Wartaakurat.com pada tulisan sebelumnya, Robert Johan Betaubun (RJB) juga berasal dari Ohoi/Desa Hollat, Kecamatan Kei Besar Utara Timur, Kabupaten Maluku Tenggara.
Robi, sapaan akrab Robert Johan Betaubun, lahir di Hollat, 18 Oktober 1969. Ia mengawali pendidikan dasar di SD Inpres Hollat dan lulus pada 1982. Kemudian SMP Negeri 1 Tual 1985 dan SMA Negeri Tual 1988.
RJB melanjutkan pendidikan tinggi hingga mendapat gelar doktor. Pendidikan S1 di Universitas Pattimura Ambon pada 1993, S2 di Universitas Cendrawasih Jayapura 2011, dan S3 di Universitas Brawijaya Malang pada 2014.
Robi mulai bekerja sebagai CPNS di SMA YPK Diaspora Kota Jayapura pada 2000-2002. Ia kemudian menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan mengajar di sekolah yang sama pada 1 Januari 2002 sampai 2008.
Sejak itu, karir RJB terus naik. Pada tanggal 14 Oktober 2008, ia diangkat sebagai Kepala SMA PGRI Kota Jayapura hingga 2011. Kemudian menjadi Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura 2011-2015. Pada tahun 2015, RJB juga menjabat Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan sampai 2017.
Ia juga sempat menduduki jabatan Asisten Pemerintahan Umum Sekretaris Daerah Kota Jayapura Januari-April 2015, sebelum kemudian didapuk menjadi Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Kota Jayapura dari 28 Januari 2017 sampai sekarang.
Dalam kesibukannya sebagai pejabat pemerintah, RJB aktif di sejumlah organisasi. Sebut saja, Ketua PGRI Kota Jayapura sejak 2012-sekarang. Pada periode yang sama, 2012-sekarang, ia pun dipercayakan sebagai Ketua Masyarakat Kei (Maskei) Kota Jayapura. Selain itu, RJB pernah menjabat sebagai Ketua Jemaat GKI I. S. Kijne Sborhoinyi Kota Jayapura 2002-2008.
Pilih Robert J. Betaubun seabagi Bupati Maluku Tenggara 2024-2029 Klik disini!
Visi genjot ekonomi kerakyatan
RJB sudah cukup lama menyatakan keprihatinan dan kepeduliannya terhadap pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara. Banyak diskusi dan pemikirannya pernah ditulis Majalah Suara Damai beberapa tahun lalu.
Hingga kini, kecintaannya untuk membangun Maluku Tenggara tidak pudar. Meski mengabdi di tanah rantau, RJB terus memantau perkembangan di Bumi Larvul Ngabal lewat media dan juga pulang kampung melihat langsung.
Salah satu dorongan kuat yang memotivasi Ketua Masyarakat Kei Jayapura itu, untuk mencalonkan diri sebagai Bupati adalah kondisi perekonomian Maluku Tenggara, yang menurutnya, masih bergerak lamban.
Sebab itu, visi utamanya adalah menggenjot ekonomi kerakyatan.
“Dari sisi pertumbuhan ekonomi, kita masih rendah sekali. Daya beli masyarakat masih rendah,” ungkap Robi kepada Wartaakurat.com lewat telepon, Senin (30/1/2023).
RJB sangat optimis dapat meningkatkan ekonomi Maluku Tenggara. Bagi dia, baik dirinya atau siapapun yang menjadi Bupati Malra, dapat mewujudkan hal itu. Sebab, “Pemerintah itu punya otoritas untuk memerintah. Ya, kita pakai otoritas itu untuk mensejahterakan masyarakat, memajukan Kei,” kata RJB.
Menurut dia, potensi Sumber Daya Alam (SDA) Maluku Tenggara cukup tinggi, terutama di sektor perikanan dan pariwisata. Dua sektor inilah yang harus menjadi motor penggerak peningkatan ekonomi daerah.
Pembangunan di sektor ini, bagi RJB, tidak dapat dilakukan secara parsial. Harus digerakkan secara masif atau besar-besaran.
“Kalau bantuan secara parsial itu hanya penghamburan anggaran, yang hasilnya sulit diukur. Untuk itu harus digerakkan secara masif,” tegas RJB.
Maksud RJB membuat gerakan ekonomi secara masif adalah mulai dari proteksi SDA sampai pemberdayaan masyarakat.
Pemanfaatan SDA tidak boleh mengabaikan keberlanjutannya. Sumber Daya Alam dapat dieksploitasi, tetapi di sisi lain juga harus lestari. Sehingga bisa terus menyediakan apa yang dibutuhkan manusia. Sebab itu, bagi RJB, butuh proteksi atau perlindungan terhadap SDA tersebut.
Kemudian, lanjut dia, pemerintah juga harus menghadirkan program pemberdayaan yang strategis, mulai dari pembuatan sentra-sentra ekonomi sampai menyediakan pasar.
Pilih Robert Johan Betaubun sebagai Bupati Maluku Tenggara 2024 -2029 Klik disini
Mengurus sampai pasar
Robi mengatakan, pemerintah tidak bisa hanya membantu masyarakat melakukan kegiatan produksi, tetapi juga memastikan produk tersebut terserap di pasar.
“Petani/nelayan hanya tahu bekerja, berproduksi. Pemerintah punya tugas mencari peluang, pasar,” kata RJB.
Jika ia dipercayakan menjadi Bupati Malra, RJB akan membentuk semacam mall, pusat perbelanjaan milik pemerintah, yang berperan menampung semua jenis produk dari masyarakat.
Pemerintah yang nantinya mendistribusikan hasil itu ke pasar, baik di dalam maupun luar daerah.
“Jadi masyarakat tahu hanya datang drop, lepas. Pemerintah yang punya tugas untuk kirim ke mana-mana,” kata RJB.
Dengan begitu, menurut dia, petani/nelayan lebih fokus melakukan kegiatan produksi tanpa khawatir soal pasar. Selain itu, pemerintah menghindarkan petani “dijajah” oleh tengkulak.
Di sisi lain, ada keuntungan bagi pemerintah daerah. Dengan melaksanakan kegiatan distribusi dan pemasaran, dapat menyerap tenaga kerja dan juga menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pilih Robert Johan Betaubun sebagai Bupati Maluku Tenggara 2024 -2029 Klik disini
Niat maju Bupati Malra – “Kalau Kei memanggil, Kaka Robert pulang kampung”
RJB menegaskan dirinya siap menjadi Bupati Maluku Tenggara. Meski demikian, ia mengaku punya beberapa pertimbangan. Salah duanya adalah pertimbangan ruang bagi putra-putri daerah yang sudah lama mengabdi di Maluku Tenggara, dan keinginan masyarakat.
Kepada Wartaakurat.com, RJB mengaku tidak ingin melakukan, apa yang disebutnya “mengambil hak basodara,” di Kei. Ia menghargai dan menghormati putra-putri daerah yang telah lama berproses, mengabdi, untuk tanah Kei.
Alasan ini membawanya pada pertimbangan yang kedua, keinginan masyarakat. RJB mengatakan, ia baru dapat mencalonkan diri jika mendapat restu dari masyarakat.
“Kalau Negeri panggil, kalau orang Kei panggil, ya kita harus kembali. Kalau orang Kei tidak panggil pulang kita ya, kita tetap mengabdi di sini (Papua) untuk mengangkat nama Kei,” ujar RJB.
Editor: Labes Remetwa