Kerja Nyata, Bukan Obral Kata
Bukan hanya sekadar moto, Yohanis Bosko Rahawarin sudah mewujudnyatakan prinsip hidupnya itu sejak lulus SMA St. Yudas Thadeus Langgur.
Bercita-cita jadi Pastor, Yohanis Bosko Rahawarin malah sekolah hukum dan terjun ke dunia politik.
Pria kelahiran Katlarat Kecamatan Kei Besar Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku 31 Januari 1979 ini sudah mandiri sejak lulus SMA Seminari St. Yudas Thadeus Langgur. Bosko muda memulai pelayanannya sebagai seorang guru. Ia mengajar dan memberikan les kepada siswa-siswi SD NK Mathias III Langgur selama kurang lebih setengah tahun. Ini menjadi awal manifestasi moto hidupnya, “kerja nyata, bukan obral kata”.
Bosko kecil hidup selama enam tahun di Katlarat, setidaknya menyelesaikan pendidikan dasar kelas 2 SD. Mengikuti tempat tugas kedua orangtua, Ia pindah ke SD NK Mathias I Langgur. Ia lalu menyelesaikan sebagian pendidikan SMP di Budhi Mulia Langgur dan sisanya di Karel Sadsuitubun Langgur. Bosko melanjutkan pendidikan SMA di Seminari St. Yudas Thadeus Langgur hingga setengah tahun kelas persiapan atas lalu mengundurkan diri.
Pengalamannya di dunia kerja mulai sejak lulus SMA tahun 1998. Berasal dari keluarga berlatar belakang pendidik, Bosko juga mengajar dan memberikan les kepada siswa-siswi SD NK Mathias III Langgur selama kurang lebih setengah tahun. Bosko juga menjadi kasir di Tokoh Kim Langgur selama dua setengah tahun.
Pada tahun 2001, Bosko belajar ilmu hukum di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Hanya butuh waktu tiga setengah tahun untuk mendapat gelar Sarjana Hukum (SH). Sempat diterima melanjutkan pendidikan notariat di Universitas Airlangga Surabaya namun Bosko memilih bekerja. Pilihan ini bukan tanpa alasan, selama kuliah S1 Hukum, ia sudah bekerja, sebagai distributor barang Surabaya – Tual/Langgur. Ia turut membantu mengurus bisnis keluarga Renyut di Kota Pahlawan itu.
Pilih Yohanis Bosko Rahawarin sebagai Bupati Maluku Tenggara 2024-2029 dengan klik di sini!
Selama kuliah, bersama teman-teman, Bosko membentuk dan sekaligus menjadi ketua organisasi Mahasiswa Maluku Tenggara (belum pemekaran) pada tahun 2003. Di samping itu Bosko juga ikut berorganisasi di Aliansi Intelektual Muda Surabaya, Aliansi Mahasiswa Multi Etnis Nasional, termasuk Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).
Bosko juga menghimpun pemuda Kei di Surabaya untuk membuat perkumpulan hip-hop, rap dan dance. “Hampir seluruh Pulau Jawa kita (Evav Dance) keliling ikut lomba, bahkan juga masuk Global TV,” tutur Bosko. Dari hasil kegiatan latihan dan lomba, sejumlah rekan-rekannya diminta jadi pengajar tari di beberapa sekolah di Surabaya hingga saat ini.
Bosko tidak hanya menghidupi dirinya di perantauan, Ia juga berhasil memberikan kehidupan bagi teman-temannya.
Pada tahun 2009, Bosko dipanggil pulang oleh keluarga untuk mengikuti pencalonan legislatif di Kota Tual. Namun keberhasilan di dunia politik belum berpihak padanya, menunggangi Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) Bosko kalah di pencalonan pertamanya.
Ia kemudian kembali ke Surabaya beberapa bulan lalu balik lagi ke Kei. Dipercayakan menjadi manajer di Kimson selama dua tahun sampai 2011. Bosko mengundurkan diri dan memulai usahanya sendiri yaitu simpan pinjam dan ojek.
Tahun 2010 – saat jadi manajer Kimson – Bosko bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Bosko berhasil menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual. Atas keberhasilannya itu, ia dipercayakan jadi Sekretaris DPD PAN Maluku Tenggara.
Kebiasaannya menghimpun pemuda di Surabaya, juga dilakukan di Kei. Selama tinggal di Perumahan Guru di Kompleks Pemda, Bosko tetap mengumpulkan anak-anak muda, membentuk komunitas belite, menggelar banyak kegiatan seni dan olahraga, banyak menghimpun kegiatan kepemudaan – bahkan hingga saat ini kebiasaan itu tidak pernah hilang.
Karier di dunia politik semakin baik. Pada tahun 2014, ia dipercayakan masyarakat sebagai Anggota Legislatif Kabupaten Maluku Tenggara periode 2014-2019. Di Periode kedua, ia menduduki jabatan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Maluku Tenggara periode 2019-2024.
Menjadi anggota DPRD, tidak membatasi Bosko ikut dalam pelayanan kemasyarakatan. Ia tetap melayani di Gereja sebagai Wakil Ketua Dewan Gereja St. Yosep Ohoijang dan juga pemain musik keyboard (organ).
Politik adalah pengabdian
Bagi Bosko, politik adalah pengabdian. Dengan slogan “kerja nyata, bukan obral kata,” Bosko mau menunjukkan bahwa anggota DPRD tidak hanya sekadar menyerap aspirasi lalu berbicara di rapat dewan terhormat, namun juga sentuhan langsung kepada masyarakat sangat diperlukan.
Ia mengaku memang tidak 100% aspirasi yang diserap dapat terjawab, namun sudah banyak juga yang diperjuangkan oleh anggota DPRD dan terwujud melalui berbagai program dan kegiatan pemerintah daerah.
Bosko menambahkan, sebagai seorang politisi, harus banyak melakukan kerja nyata. Turun membantu masyarakat secara langsung dengan ikhlas. “Memang banyak tempat yang saya sudah buat bukti, perolehan suara sangat meprihatinkan. Tetapi Tuhan memberikan di tempat lain,”
“Jangan takut membantu orang, jangan takut memberi, karena rejeki yang ada pada kita itu hanya titipan dari Tuhan. Banyak memberi pasti banyak menerima, saya yakin itu dan sudah terbukti selama ini,”
Menurut Bosko, keberhasilan seorang anggota DPRD adalah mampu membuat masyarakat tersenyum. “Keberhasilan kita diukur dengan tingkat penerimaan masyarakat terhadap kita,”
Di masa pandemi Covid-19 dan bulan Ramadhan ini, Bosko mendonasikan gajinya dua bulan untuk membantu konstituen, masyarakat, dan juga tokoh agama. Di Bulan Ramadhan ini Bosko sudah mengunjungi hampir semua Masjid yang ada di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.
“Saya juga akan turun ke tokoh-tokoh lain seperti Katolik, Protestan, di bulan puasa ini saya fokus ke tokoh agama Muslim,” katanya.
Pilih Yohanis Bosko Rahawarin sebagai Bupati Maluku Tenggara 2024-2029 dengan klik di sini!
Perjuangannya terhadap kaum tidak akan pernah lepas. Bosko sejak awal punya cita-cita besar terhadap kaum muda. Ada banyak hal yang menurutnya belum banyak diberi perhatian. Memang perlahan-lahan sudah ada iven bagi kaum muda, namun yang ada saat ini belum cukup. Harus ada intervensi dari APBD. “Sudah ada game online di Dinas Pemuda dan Olahraga. Nanti kedepan dari seni dan lain-lain pasti akan kita perjuangkan,” imbuh Bosko
Bosko menambahkan perlu juga ada program/kegiatan untuk meningkatkan intelektualitas, seperti lomba menulis, mengarang, dan sebagainya. Perlu juga memperhatikan siswa-siswi yang kurang mampu melalui beasiswa.
Tanggungjawab terhadap generasi muda, menurut Bosko, merupakan tanggungjawab semua pihak, mulai dari organisasi kepemudaan dengan KNPI sebagai organisasi induk, pemerintah daerah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga dan juga DPRD.
Apa kendala dalam memperjuangkan aspirasi rakyat di DPRD?
Secara sederhana Bosko menjelaskan ada 25 anggota di DPRD Malra, masing-masing datang dari latar belakang partai, pemikiran, pendidikan berbeda. Banyak kepentingan. Memang kepentingan untuk kesejahteraan masyarakat. Pada akhirnya DPRD harus sepakat pada apa yang menjadi prioritas.
Apa pesan Bosko kepada kaum muda?
“Generasi muda, giatlah belajar, lakukan hal-hal positif. Kalau kita tidak mempergunakan masa muda ini dengan baik, maka akan susah kedepan,”
“Belajar berorganisasi, ikut kegiatan-kegiatan di Gereja dan Masjid, mari kita semua terlibat sehingga banyak pendidikan agama kita terima, pendidikan di sekolah. Lalu di luar kita bisa implementasikan,”
“Lalu kalau ada hal-hal yang ingin disampaikan, ada wakil rakyat, mari kita berdiskusi,”
“Yang penting adalah banyak belajar,”
Pilih Yohanis Bosko Rahawarin sebagai Bupati Maluku Tenggara 2024-2029 dengan klik di sini!
Editor: Labes Remetwa