Kebangkitan Nusantara sebagai Wake Up Calling Kejayaan Sejuta Pulau

0
Yupiter Marenos Lada M.Par (Pendiri Lembaga Otonom Garda Jagad Nusantara, Ketua Umum Gema Flobamora, Bacaleg PKN Kota Kupang-NTT)

Yupiter Marenos Lada M.Par (Pendiri Lembaga Otonom Garda Jagad Nusantara, Ketua Umum Gema Flobamora, Bacaleg PKN Kota Kupang-NTT)

Oleh Yupiter Marenos Lada M.Par

Saya ingat satu tulisan bijaksana yang mengakatakan, “berikanlah kebenaran itu entah baik atau tidak baik waktunya (Bolelebo Kebenaran Lelebo) dan janganlah menjual kebenaran tersebut”.

Entah sekarang ini adalah saat yang tepat atau bukan, tentang kebenaran dan masa depan nusantara itu harus disebarluaskan.

Fakta sejarah kejayaan Nusantara diraih pada Era Majapahit bukanlah perkara yang mudah malah cenderung mission impossible. Dimana suatu wilayah kecil di Pulau Jawa mampu melebarkan kekuatannya hingga ke pulau-pulau yang terletak di luar Jawa seperti Kalimantan, Sulawesi, Semenanjung Malaya, hingga Filipina.

Sumpah Palapa oleh Mahapatih Gajah Mada tahun 1336 berbunyi “jika telah mengalahkan Nusantara, saya baru akan melepaskan puasa”. Wilayah-wilayah sulit, terjal, asing dan ribuan halangan lainnya tidak menyurutkan keinginan Gajah Mada, mengalahkan Gorom, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik.

Mahapatih Gajah Mada yang memiliki grand design kejayaan nusantara harus menahan kebiasaan hedonisme sebagai bangsawan, membelenggu keinginan jiwa untuk bersenang-senang, bahkan sengaja menyalibkan egonya untuk suatu sumpah dimana apakah misi me-nusantara-kan pulau-pulau besar itu berhasil atau tidak.

Kira-kira 300 tahun kemudian setelah Majapahit mampu menaklukan nusantara, muncul sosok yang memiliki visi besar terhadap nusantara. Dengan ide kebangsaan dan keadilan sosialnya, Bung Karno pernah melontarkan kalimat dengan katakan beri saya 10 pemuda maka saya akan guncangkan dunia.

Artinya kalau di dunia ini ada 5 benua dibagi 10 pemuda maka yang terjadi ada 2 pemuda yang siap mengguncang 1 benua.

Dalam pengamatan singkat saya belum banyak tokoh pemimpin nasional atau daerah saat ini yang memiliki gabungan kekuatan spiritual intelegensia, kecerdasan transendental, emosional intelegensia, bahkan kemampuan adversity. Belum ada sosok kekuatan yang memiliki integritas dan kemauan keras seperti Gajah Mada dan Bung Karno.

Pokok pemikiran ini hendak saya ejawantahkan dalam kondisi bangsa kita ini lewat Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).

Nusantara dalam Perkembangan Politik

Era kebangkitan nusantara dipakai untuk perkembangan geopolitik dan tata pemerintahan yang menggambarkan kesatuan geografi dan antropologi kepulauan yang terletak di antara Asia dan Australia, hingga Semenanjung Malaya.

Nusantara yang terdiri dan terbentuk dari berbagai macam keyakinan, etnis, suku, ras, golongan, agama, dan terletak dalam sebuah teritori yang terpisah-terpisah dalam wilayah kepulauan dan lautan. Menjadikan konsep geostrategi seharusnya didasarkan pada keunikan, keragaman, dan keberbedaannya dari konsep geostrategi nasional bangsa lain yang memiliki ciri dan karakter yang berbeda.

Karena kita tahu, dengan corak dan perbedaan karakter bangsa yang khusus, maka konsep nasionalisme kita tentu juga bersifat khusus, dan oleh karena itu juga memerlukan konsep geostrategi yang khusus pula.

Prinsip-prinsip kejayaan ketahanan nasional seperti diutarakan oleh Notonegoro sebagai berikut:

  1. Kesatuan sejarah. Negara indonesia adalah merupakan buah kesadaran bangsa-bangsa Nusantara yang telah bergulat lama dalam rentang sejarah yang panjang. Yakni sejak periode pra sejarah, Hindu-Bunda, zaman Islam, Kristen, zaman kolonialisme, zaman pergerakan, hingga zaman perjuangan revolusi, dan kemerdekaan. Konsep Kesatuan bangsa-bangsa nusantara di zaman Kerajaan Majapahit sungguh menjadikan bangsa kita mempunyai perekat awal dalam usaha memerdekaan diri dari penjajahan kolonial. Konsep kesatuan/kesamaan sejarah ini tentu merupakan basis yang kokoh untuk mempertahankan kesatuan bangsa Indonesia di era pasca kemerdekaan.
  2. Kesatuan Nasib. Sejak kedatangan penjajah Belanda maupun sejak hidup dalam konsep kesatuan nusantara di zaman Majapahit dan Sriwijaya, bangsa Indonesia telah merasakan sebuah rangkaian sejarah yang sama. Oleh karenanya bangsa ini relatif memiliki kesamaan sejarah, baik dalam persatuan kerajaan nusantara, maupun dalam hal kesamaan penderitaan dan nasib sejak dijajah oleh para penjajah Eropa.
  3. Kesatuan Kebudayaan. Dalam rangkaian pengalaman sejarah yang sama, bangsa Indonesia tentu mengembangkan suatu corak kebudayaan yang saling-kait mengait dan saling pengaruh-mempengaruhi. Corak tersebut tentu menghasilkan sebuah corak dan ciri kebudayaan yang beragam namun mempunyai nafas dan dinamika yang bersifat integratif, sehingga memunculkan apa yang sekarang disebut sebagai kebudayaan nasional nusantara.
  4. Kesatuan Wilayah. Kesadaran persatuan nusantara yang telah disemai oleh para pendahulu oleh kerajaan Majapahit dan kerajaan-kerajaan lainnya, tentu telah mengilhami konsep persatuan wilayah yang berujung pada konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  5. Kesatuan Asas Kerohanian. Dalam rentang historis yang panjang, agama-agama dunia maupun pandangan-pandangan kepercayaan yang hidup dan berkembang di seluruh wilayah Nusantara telah membentuk konsep kerohanian yang padu tentang konsep ketuhanan yang diyakini oleh bangsa Indonesia. Konsep, ide, tujuan, cita-cita, dan nilai-nilai kerohanian tersebut akhirnya termanifestasi dan tersimpul dalam dasar filosofis negara Indonesia yakni Pancasila (Notonagoro, 1975 106).

Berangkat dari konsep dan prinsip-prinsip nasionalisme tersebut, eksposisi atas Geostrategi Nusantara pertama-tama tidak dicirikan oleh geostrategi yang didasarkan demi kepentingan militer semata. Melainkan sebuah geostrategi yang bertujuan untuk mengembalikan kekuatan Nusantara bukan saja di Asia Tenggara namun hingga ke Bangsa Asing.

Nusantara dimana Indonesia sebagai Negara bukan saja berbicara tentang konsep, namun aksi dan kegigihan dalam mewujudkannya. Beberapa hal saya yang saya catat adalah:

  1. Penggagas berdirinya ASEAN. Indonesia menjadi salah satu negara penggagas berdirinya ASEAN bersama dengan Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Lima negara tersebut mendirikannya  pada 8 Agustus 1967. Lalu, negara-negara lainnya di kawasan, 9 tahun kemudian, menjadi tuan rumah untuk menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Pertama diselenggarakan di Bali pada 23-24 Februari 1976.
  2. Peran dalam energi dan pangan. Indonesia berkontribusi dalam pentingnya masalah ketahanan pangan dan energi di ASEAN, bahkan menjadi tuan rumah KTT G20 tentang ketahanan pangan energi di Bali tahun 2022.
  3. Penggagas komunitas keamanan ASEAN. Indonesia juga menggagas komunitas keamanan melalui Komunitas Politik Keamanan ASEAN atau ASEAN Security Community (ASC). Kerja sama politik ini disepakati di Senggigi, Lombok pada 12 September 2003.
  4. Penengah Konflik. Dalam bidang politik, penengah konflik dan perang sipil di Kamboja, Indonesia saat itu mengundang empat fraksi Kamboja untuk melakukan pertemuan di Jakarta. Berlanjut pada Konferensi Paris untuk Kamboja yang diikuti oleh 19 negara. Termasuk melakukan upaya mereduksi ketegangan konflik antara Rusia dan Ukraina.

Tentu masih banyak lagi catatan positif yang ditorehkan oleh Negara kita dalam melakukan langkah bagaimana disegani dan dihormati oleh Negara lain.

Jika marwah kebangkitan nusantara ini sudah menjadi bagian dari kekuatan baru untuk mengembalikan kejayaan nusantara, kira-kira rencana maha dahsyat nan strategis bagaimana yang akan dibuat oleh kita? Para Mahapatih Gajah Mada zaman now ini mengubah kematian nusantara menjadi kebangkitan nusantara.

Saya tiba kepada akhir penulisan ini dimana grand design filosofi nilai luhur nusantara tentu menjadi kunci solutif, yaitu tali kasut bergotong royong dan perisai berdikari harus menjadi marwah kemanapun pelosok wilayah nusantara hingga dunia mancanegara kita mau taklukan.

*Opini ini merupakan tanggungjawab penulis seperti tertera, dan bukan merupakan tanggungjawab redaksi wartaakurat.com

Bagikan ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *