Kampanye Perdana, Maryadat Bertekad Pulihkan Ekonomi Malra yang Lesu
Ada sistem yang sengaja didesain untuk menjadikan masyarakat sebagai tukang minta-minta di negeri sendiri.
Langgur, wartaakurat.com – Pasangan Cabup – Cawabup Maluku Tenggara (Malra) nomor urut 1, Martinus Sergius Ulukyanan dan Ahmad Yani Rahawarin memulai kampanye perdana di Kawasan Kecamatan Manyeu. Dari kawasan ini, Martinus -Yani bertekad memulai perjuangan untuk memulihkan kembali kesejahteraan ekonomi masyarakat Maluku Tenggara.
Martinus – Yani memusatkan kampanye perdana di Desa atau Ohoi Debut, Kecamatan Manyeu, Kamis (26/9/2024).
“Hari ini Maryadat kami memulai kampanye dari Kampung Debut dengan diberikan cuaca yang bagus dan angin segar. Debut artinya datang dan merebut kembali. Saat ini pasangan Maryadat datang di tempat ini untuk merebut kembali,” ujar Cabup Martinus dalam kampanye perdana di Ohoi Debut.
Mantan Aparatur Sipil Negara di Negeri Papua ini mengklaim dirinya bersama Cawabup Ahmad Yani sangat paham tata pengelolaan pemerintahan dan kehidupan ekonomi masyarakat di Maluku Tenggara.
Ia menyebut, manajemen birokrasi di Kabupaten Maluku Tenggara berjalan pincang. Sementara pertumbuhan ekenomi masyarakat lesu dan lambat.
Maryadat pun berkomitmen akan menormalisasi sistem pemerintahan dan menggenjot kembali produktivitas sumber daya untuk meningkatkan laju roda perekonomian warga.
“Kami membawa hati untuk melayani seluruh masyarakat Maluku Tenggara, tanpa terkecuali. Tidak ada sekat – sekat di sana (di gerbang birokrasi),” tegas MSU.
Martinus lanjut berkata, Ohoi Debut dan ohoi-ohoi lainnya di Kecamatan Manyeu memiliki sumber pendapatan ekonomi mempuni dari hasil budidaya rumput laut dan objek wisata. Sayang, sumber daya tersebut sudah tidak dimanfaatkan oleh warga setempat.
“Kami dua Pak Yani sudah bertekad untuk menghidupkan kembali budidaya rumput laut di sini (di Ohoi Debut). Termasuk sektor pertanian, objek wisata rohani dan bahari di kawasan Manyeu itu akan kami hidupkan kembali,” kata Martinus.
Suara Wakil Rakyat
Persoalan perekonomian masyarakat hingga perputaran uang di Maluku Tenggara juga mendapat atensi dan sorotan dari beberapa Anggota DPRD Maluku Tenggara. Mereka juga adalah bagian dari tim kampanye paslon dengan jargon MARYADAT (Martinus Yani Anak Adat) itu.
“Masyarakat Malra dua tahun tearkhir ini merasakan lesunya perekonomian. Kami anggota DPRD saja mengalami ini, apalagi masyarakat biasa. Keluarga kita yang petani dan jualan di pasar, barang jualan mereka tidak laku-laku, dan akhirnya dibuang di tempat sampah. Kita tidak menyalahkan siapa-siapa. Kita harus lakukan koreksi, kenapa kondisi ini terjadi,” kata Anggota DPRD Malra Albert Alo Jamlean.
“Kurun waktu dua tahun terakhir ini, pendapatan daerah kita minus. Saya tahu itu karena saya anggota DPRD aktif sekarang,” kata Jamlean menambahkan.
Orator lainnya, Rudi Renyaan juga menyoroti hal yang sama. Mantan anggota DPRD Malra periode 2014-2019 itu mengungkapkan kondisi yang dialami sejumlah warga yang berjualan di pasar.
“Saat ini masyarakat (petani) di Malra melakukan segala kegiatan hanya untuk mencukupi kebutuhan makan saja. Lalu bagaimana mereka menyekolahkan anak-anak mereka? Itu karena perputaran roda perekonomian (pasar) hancur lebur,” tandas Renyaan.
Menurut dia kondisi ekonomi yang kurang baik itu terjadi karena tidak ada konsep yang jelas.
“Kesimpulannya begini, jangan malam tidur mimpi lalu besok bikin. Tidak ada konsep yang jelas,” ujar Renyaan.
Sementara orator Moh. Nawawi Namsa (anggota DPRD Malra aktif) mengatakan, ada sistem yang sengaja didesain untuk menjadikan masyarakat sebagai tukang minta-minta di negeri sendiri.